Intisari
Vera Elfiatri, Hari Kusnanto, Lutfan Lazuardi
Latar belakang: Diare adalah salah satu penyakit yang sering terjadi di masyarakat karen pola hidup yang kurang bersih dan sehat. Angka prevalensi diare di Kecamatan Sangir Kabupaten Solok Selatan mencapai 1.092 kasus pada tahun 2007. Teknik pengambilan sampel purposive area random sampling dari beberapa jorong-jorong yang ada di Kecamatan Sangir. Dari permasalahan tersebut diatas maka peneliti ingin memotret beberapa aspek yang dapat mempengaruhi prevalensi diare, yang dilihat dari perilaku hidup bersih dan sehat dalam hal penggunaan jamban keluarga, penggunaan air bersih, pembuangan sampah dan kebiasaan mencuci tangan.
Pemodelan ini diharapkan dapat menghasilkan model spasial yang menentukan kerentanan wilayah terhadap penyakit diare di Kecamatan sangir.
Tujuan: Mengetahui manfaat pemodelan spasial dalam menentukan tingkat kerentanan wilayah terhadap penyakit diare, mengetahui adanya hubungan penggunaan jamban keluarga, penggunaan air bersih, pembuangan sampah dan kebiasaan mencuci tangan dengan prevalensi diare dan manfaat informasi spasial dalam meningkatkan manajemen pengendalian diare di wilayah dengan tingkat kejadian kasus yang tinggi.
Metode: Prevalensi diare tinggi ditemukan di Kecamatan Sangir sebanyak 132 kasus menggunakan penghitungan sample size calculator dengan tingkat kepercayaan 95 %. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi analitik dengan menggunakan pedekatan desain case control. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan software GeoDa dan SaTScan.
Hasil: Hubungan antara penggunaan jamban keluarga dengan kasus diare diperoleh hasil z value = – 4,820473, p = 0,000001 (p<0,05), hubungan antara penggunaan air bersih dengan kasus diare ketahui bahwa nilai z value = 2,810922 dan p = 0,0049401 (p < 0,05), hubungan antara pembuangan sampah dengan kejadian diare diperoleh nilai z value = -0,5995125 dan p= 0,5488311 (p>0,05) dan hubungan antara kebiasaan mencuci tangan dengan kasus diare diperoleh nilai z value= 0,3934589 dan p = 0,6939806 (p>0,05).
Kesimpulan: (a) kasus diare di Kecamatan Sangir berhubungan dengan penggunaan jamban keluarga p = 0,000001 (p<0,05); (b) kasus diare di Kecamatan Sangir berhubungan dengan penggunaan air bersih p = 0,0049401 (p < 0,05); (c) kasus diare di Kecamatan Sangir tidak berhubungan dengan pembuangan sampah p= 0,5488311 (p>0,05); (d) kasus diare di Kecamatan Sangir tidak berhubungan dengan kebiasaan mencuci tangan p = 0,6939806 (p>0,05); (e) kasus diare tersebar pada 17 jorong di Kecamatan Sangir dengan kasus tertinggi 14.39% pada Jorong Sampu dan 11.36% pada Jorong Bariang; (f) terdapat klastering kasus diare yang signifikan di Kecamatan Sangir. Klastering kasus diare terjadi dengan perilaku hidup bersih dan sehat yang dilihat dari penggunaan jamban keluarga, penggunaan air bersih, pembuangan sampah dan kebiasaan mencuci tangan. Kata kunci: Spasial, PHBS, faktor risiko diare.
apa kabar bu Vera? Sudah lega ya….Jadi inget dulu awal-awal masuk Simkes. Nggak nyesel khan?
haloo halooo.,.
that s a good tips,.,.,.
please post new tip,,.
guuudd,.,…
aslm.bu… bisa minta full article nya? saya perlu belajar banyak dari ibu… trima kasih. waslm
assalamu’alaikum…
sama spt mba puji,saya jg ingin dikirimi artikelnya bu.saya jg ingin konsul bu.makasih sebelumnya
Iknow this website offers quality depending content and other stuff,
is there any other web site which presents these kinds of information in quality?