Diskusi kali ini seharusnya menjadi yang ketiga, namun dikarenakan ada kendala teknis maka menjadi yang kedua. Rencananya dikusi yang kedua dilaksanakan pada tanggal 25 November 2006 dengan topik mengenai tanggung jawa sistem informasi kesehatan di kabupaten. Pada tanggal 24 November 2006, Pak Anis memberi sedikit pengantar untuk topik tersebut. Isi dari pengantar tersebut pengalaman Pak Damrie dalam pengelolaan SIK dan teman-teman SIMKES dalam mengembangkan sistem informasi kesehatan. Dalam pengembangan yang dilakukan teman-teman SIMKES sosialisasi dan pelatihan kepada pihak-pihak yang bersangkutan telah dilaksanakan dan dalam 1 bulan kedepan puskesmas-puskesmas akan terkoneksi on line dengan jaringan wireless. Selanjutnya yang menjadi persoalan adalah siapa yang akan mengelola sistem informasi kesehatan tersebut? Dijelaskan pula bahwa saat ini dalam tupoksi dan SOTK Dinas Kesehatan, tidak ada divisi yang mengurusi sistem informasi kesehatan. Oleh karena itu, bagaimana bentuk organisasi yang akan mengelola SIK nantinya? Ada beberapa tanggapan yang diberikan oleh mahasiswa dan dapat dilihat di https://simkesugm06.wordpress.com/2006/11/24/tentang-penanggung-jawab-sistem-informasi-kesehatan-di-kabupaten/#comments.
Awal pembicaraan diksusi kali ini memang masih mengenai suatu pengembangan SIK, namun berlanjut pada pembahasan mengenai topik-topik yang akan diambil untuk tesis. Inilah beberapa cerita atau curhat para mahasiswa mengenai rencana penulisan tesis. Pak Sugeng bercerita bahwa tidak satu pun puskesmas di tempat kerjanya menggunakan komputer untuk mencatat dan merekam data pasien, separo dari puskesmas yang ada hanya memiliki satu komputer yang digunakan untuk keperluan administrasi saja. Selanjutnya pak Sugeng mempunyai pemikiran untuk menjadikan hal tersebut sebagai bahan tesis, dengan melakukan action research penggunaan komputer untuk mencatat data pasien. Tanggapan pak Anis tentang rencana pak Sugeng, bahwa penelitian tersebut bisa dilakukan, tinggal penelitiannya mau diarahkan untuk mempelajari aspek human computer interaction atau level yang lebih tinggi. Untuk kedua model tersebut bentuk research actionnya akan berbeda. Apabila arahnya untuk melihat bagaimana reaksi pengguna, maka fokusnya pada aspek kognitif penggunaan komputer. Namun jika arahnya pada tingkat organisasi, maka yang dipelajari adalah organizational developmentnya.
Saat yang sama pak Dharma juga berbagi pengalamannya selama kurang lebih 2 bulan pulang kampung. Software SIMPUS yang dirancang pak Dharma dan rekan-rekannya di Provinsi Riau sejak 2004 sudah jadi dan sudah di uji cobakan pada 4 puskesmas di 4 kabupaten/kota. Selanjutnya pak Dharma diminta oleh rekan-rekannya tersebut untuk mengevaluasi sejauh mana pemanfaatan dan kelebihan serta kekurangan dari SIMPUS yang dirancang tersebut. Pak Dharma berencana menjadikan hal itu sebagai bahan penulisan tesis. Kembali pak Anis mengingatkan sudut pandang yang diambil untuk penelitian tesebut akan ke arah human computer interaction, dengan kata lain fokusnya adalah pengembangan sofware dan aspek kognitif pengguna atau akan ke arah organizational development yang akan melihat dampak simpus bagi pengembangan organisasi dinas kesehatan dan puskesmas. Pak Anis menambahkan lagi bahwa kedua hal tersebut menarik untuk diteliti dan sekarang ini penelitian tersebut banyak dilakukan. Sehingga dalam beberapa tahun ke depan, kita semua akan memahami teori tentang bagaimana interaksi pengguna dengan komputer di sektor kesehatan. Sedangkan dari sisi yang kedua kita akan melihat bagaimana strategi dinas kesehatan atau puskesmas mengantisipasi perkembangan teknologi informasi dan kebutuhan informasi untuk meningkatkan kinerja mereka. Jika penelitian di daerah semakin banyak, maka isu standarisasi atau semantik akan dominan. Artinya nanti harus ada upaya untuk menghasilkan mekanisme yang paling efisien agar data dari berbagai software yang telah dikembangkan di berbagai daerah dapat di tukar dengan mudah.
Atas penjelasan tersebut pak Dharma mencoba akan melihat dari segi organizational development dan seandainya bisa akan mencoba dari segi kognitif pengguna. Pak Anis memberikan saran, bahwa dua aspek di atas itu hal yang berbeda dan nantinya cara penelitiannya dan variabelnya lain.
Pak Sugiharto juga berbagi mengenai keinginannya untuk melihat (evaluasi) penggunaan software terhadap peningkatan kinerja. Pak Anis menanggapi hal tersebut bisa menjadi penelitian atau tidak tergantung pada bagaimana melihat masalah tersebut dan pendekatan apa yang akan dilakukan untuk mengkajinya menggunakan teori-teori yang ada. Pak sugiharto juga memiliki topik lain yaitu meneliti evaluasi penggunaan software SIMPEG Pemda terhadap peningkatan kinerja kepegawaian pada beberapa dinas. Kembali pak Anis mengingatkan pada aspek yang mana yang diteliti.
Pak Candra juga berbagi cerita mengenai pemikirannya untuk penelitian. Bahwa rekan-rekan di kantor pak Candra menyarankan agar nantinya mengevaluasi hasil penelitian yang dilakukan ibu Bertin. Pak Anis memberikan komentar bahwa penelitian ibu Bertin cukup menarik, tapi apabila pak Candra menunggu hasilnya maka akan lama sekali.
Pak Budi memiliki cerita yang lain lagi. Pak Budi menanyakan apakah tesis SIMKES harus berupa penelitian atau boleh hanya pengembangan software. Pak Anis memberikan tanggapan bahwa pengembangan software juga merupakan penelitian. Pak Budi menambahkan bahwa selama ini yang beliau tangkap suatu penelitian tidak afdol jika tanpa menggunakan statistik.
By Nia
Komentar Anda