Archive for the 'Diskusi On Line' Category

Yuk Gabung, Grup Simkes 2006 di Facebook

Salam Simkes …

Apakabar om-om & tante-tante alumni simkes 2006? Tentunya harapan kami om-om dan tante-tante baik-baik saja di peraduannya masing-masing. Saya sekedar menginformasikan kiranya jika ada waktu luang marilah kita berkumpul kembali di sosial media Facebook untuk sekedar berbagi informasi, baik informasi keberhasilan maupun informasi duka.

Disana om-om dan tante-tante dapat share foto-foto, video, atau apa saja sebagai bahan diskusi ringan. untuk jelasnya silahkan ikuti link berikut :

http://www.facebook.com/groups/217551331678333/

Demikian dulu ya om-om dan tante-tante alumni simkes 2006, sampai jumpa di grup y.

Dimana Rimbamu Kawan-kawan ?

Aslm …

Teman-teman so bagiamana kabar ngoni semua ???  Harapan saya tentunya masih dalam keadaan sehat wal afiat dan saat ini sedang berkarya di tempat kerjanya masing-masing. Judul postingan ini memang sengaja saya buat, untuk penyegaran saja sih.  Penyegaran sekalian himbauan untuk kawan-kawan sekalian agar berbagi berbagai informasi melalui media ini. Baca Selengkapnya

Info Online Teman-Teman SIMKES 06

Ass ..

Sangat disayangkan sebenarnya, karena kesibukan kita semua Weblog ini terpaksa jarang ter Update pren. Main di YM! juga terasa makin jarang OLnya kawan-kawan. Nah, untuk mengatasai itu semua, cobalah teman-teman OL di Facebook (FB), disana kebetulan terdapat penghuni setia yang OL setiap hari. Siapa tahu butuh diskusi pendek atau say halo dengan kawan-kawan lain. Ditunggu y’ …….

Seminar Pengembangan SIKDA di Yogya memanfaatkan Videoconference : “efisien”

Selasa, 9 Desember 2008, Dinas Kesehatan Prov DI Yogyakarta bekerjasama dengan Minat SIMKES UGM Yogyakarta menyelenggarakan Seminar Pengembangan SIKDA. Pada seminar itu memanfaatkan salah satu fasilitas SIKNAS online Depkes RI, yaitu videoconference yang melibatkan tiga provinsi, yaitu Dinkes Prov Di Yogyakarta, Dinkes Prov. Sulsel, Dinkes Prov. Sulteng yang dikendalikan oleh Pusdatin Depkes RI (5 jendela video terbuka sekaligus).

Penyelenggaraan seminar tersebut sangat efisien, Bapak DR. Bambang Hartono, M.Sc presentasi di Pusdatin Depkes RI tidak perlu ke Yogyakarta, tapi dapat disaksikan oleh peserta seminar di Dinkes Prov. DI Yogyakarta, bahkan dapat pula disaksikan di Dinkes Prov. Sulsel dan Sulteng secara bersamaan. Bukan hanya disaksikan, tetapi terlibat diskusi. Begitupun presentasi Prof. Hari Kusnanto, Prof. Laksono dan Pak Anis dilaksanakan di Dinkes yogyakarta, tetapi dapat dasaksikan oleh Kepala Pusdatin Depkes RI bersama para Kepala Bidangnya, begitupun dengan tim Datinkes Sulsel dan Sulteng, tidak harus ke Yogya, tetapi dapat mengikuti seminar tersebut. Lumayan….. berapa anggaran yang diefisiensi ??

Baca Selengkapnya

Bingung, Sepi dan Kesibukan

Pada kemana teman-teman semua, sibuk ngurusin tesisnya ya?

Topik diatas kurang mach dengan isi tulisan ini tetapi biarlah, saya prihatin dengan Weblog kita ini, sama sekali tidak ada yang perhatikan apa karena semua pada sibuk mengejar ujian hasil atau ada kesibukan lain.

Kiranya Topik penelitian kita bersama alangkah baiknya di Upload ke Weblog ini, biar lebih ada makna dan tidak menjadi nisan berupa buku saja. Ilmu yang dicari hanya menempel di tesis saja yang tersisa hanya omong besar tentang sistem informasi kesehatan yang belum tentu kita mengerti.  Tulisan ini kiranya lebih menggugah saya pribadi.

Wasalam.

Chandra 

Diskui On Line 21 April 2007

Diskusi kali ini merupakan sarana komunikasi dan diskusi antara mahasiswa dan pengelola, selama mahasiswa pulang ke daerah masing-masing. Kegiatan ini akan dilaksanakan setiap hari Sabtu pukul 10.00 WIB. Pada kesempatan kali ini diskusi diikuti lebih dari 10 mahasiswa. Adapun hal yang dibahas pada diskusi ini mengenai proposal tesis, tugas-tugas dan hasil ujian.

Nia

Rencana Tesis Mahasiswa SIMKES

Diskusi kali ini seharusnya menjadi yang ketiga, namun dikarenakan ada kendala teknis maka menjadi yang kedua. Rencananya dikusi yang kedua dilaksanakan pada tanggal 25 November 2006 dengan topik mengenai tanggung jawa sistem informasi kesehatan di kabupaten. Pada tanggal 24 November 2006, Pak Anis memberi sedikit pengantar untuk topik tersebut. Isi dari pengantar tersebut pengalaman Pak Damrie dalam pengelolaan SIK dan teman-teman SIMKES dalam mengembangkan sistem informasi kesehatan. Dalam pengembangan yang dilakukan teman-teman SIMKES sosialisasi dan pelatihan kepada pihak-pihak yang bersangkutan telah dilaksanakan dan dalam 1 bulan kedepan puskesmas-puskesmas akan terkoneksi on line dengan jaringan wireless. Selanjutnya yang menjadi persoalan adalah siapa yang akan mengelola sistem informasi kesehatan tersebut? Dijelaskan pula bahwa saat ini dalam tupoksi dan SOTK Dinas Kesehatan, tidak ada divisi yang mengurusi sistem informasi kesehatan. Oleh karena itu, bagaimana bentuk organisasi yang akan mengelola SIK nantinya? Ada beberapa tanggapan yang diberikan oleh mahasiswa dan dapat dilihat di https://simkesugm06.wordpress.com/2006/11/24/tentang-penanggung-jawab-sistem-informasi-kesehatan-di-kabupaten/#comments.

Awal pembicaraan diksusi kali ini memang masih mengenai suatu pengembangan SIK, namun berlanjut pada pembahasan mengenai topik-topik yang akan diambil untuk tesis. Inilah beberapa cerita atau curhat para mahasiswa mengenai rencana penulisan tesis. Pak Sugeng bercerita bahwa tidak satu pun puskesmas di tempat kerjanya menggunakan komputer untuk mencatat dan merekam data pasien, separo dari puskesmas yang ada hanya memiliki satu komputer yang digunakan untuk keperluan administrasi saja. Selanjutnya pak Sugeng mempunyai pemikiran untuk menjadikan hal tersebut sebagai bahan tesis, dengan melakukan action research penggunaan komputer untuk mencatat data pasien. Tanggapan pak Anis tentang rencana pak Sugeng, bahwa penelitian tersebut bisa dilakukan, tinggal penelitiannya mau diarahkan untuk mempelajari aspek human computer interaction atau level yang lebih tinggi. Untuk kedua model tersebut bentuk research actionnya akan berbeda. Apabila arahnya untuk melihat bagaimana reaksi pengguna, maka fokusnya pada aspek kognitif penggunaan komputer. Namun jika arahnya pada tingkat organisasi, maka yang dipelajari adalah organizational developmentnya.

Saat yang sama pak Dharma juga berbagi pengalamannya selama kurang lebih 2 bulan pulang kampung. Software SIMPUS yang dirancang pak Dharma dan rekan-rekannya di Provinsi Riau sejak 2004 sudah jadi dan sudah di uji cobakan pada 4 puskesmas di 4 kabupaten/kota. Selanjutnya pak Dharma diminta oleh rekan-rekannya tersebut untuk mengevaluasi sejauh mana pemanfaatan dan kelebihan serta kekurangan dari SIMPUS yang dirancang tersebut. Pak Dharma berencana menjadikan hal itu sebagai bahan penulisan tesis. Kembali pak Anis mengingatkan sudut pandang yang diambil untuk penelitian tesebut akan ke arah human computer interaction, dengan kata lain fokusnya adalah pengembangan sofware dan aspek kognitif pengguna atau akan ke arah organizational development yang akan melihat dampak simpus bagi pengembangan organisasi dinas kesehatan dan puskesmas. Pak Anis menambahkan lagi bahwa kedua hal tersebut menarik untuk diteliti dan sekarang ini penelitian tersebut banyak dilakukan. Sehingga dalam beberapa tahun ke depan, kita semua akan memahami teori tentang bagaimana interaksi pengguna dengan komputer di sektor kesehatan. Sedangkan dari sisi yang kedua kita akan melihat bagaimana strategi dinas kesehatan atau puskesmas mengantisipasi perkembangan teknologi informasi dan kebutuhan informasi untuk meningkatkan kinerja mereka. Jika penelitian di daerah semakin banyak, maka isu standarisasi atau semantik akan dominan. Artinya nanti harus ada upaya untuk menghasilkan mekanisme yang paling efisien agar data dari berbagai software yang telah dikembangkan di berbagai daerah dapat di tukar dengan mudah.

Atas penjelasan tersebut pak Dharma mencoba akan melihat dari segi organizational development dan seandainya bisa akan mencoba dari segi kognitif pengguna. Pak Anis memberikan saran, bahwa dua aspek di atas itu hal yang berbeda dan nantinya cara penelitiannya dan variabelnya lain.

Pak Sugiharto juga berbagi mengenai keinginannya untuk melihat (evaluasi) penggunaan software terhadap peningkatan kinerja. Pak Anis menanggapi hal tersebut bisa menjadi penelitian atau tidak tergantung pada bagaimana melihat masalah tersebut dan pendekatan apa yang akan dilakukan untuk mengkajinya menggunakan teori-teori yang ada. Pak sugiharto juga memiliki topik lain yaitu meneliti evaluasi penggunaan software SIMPEG Pemda terhadap peningkatan kinerja kepegawaian pada beberapa dinas. Kembali pak Anis mengingatkan pada aspek yang mana yang diteliti.

Pak Candra juga berbagi cerita mengenai pemikirannya untuk penelitian. Bahwa rekan-rekan di kantor pak Candra menyarankan agar nantinya mengevaluasi hasil penelitian yang dilakukan ibu Bertin. Pak Anis memberikan komentar bahwa penelitian ibu Bertin cukup menarik, tapi apabila pak Candra menunggu hasilnya maka akan lama sekali.

Pak Budi memiliki cerita yang lain lagi. Pak Budi menanyakan apakah tesis SIMKES harus berupa penelitian atau boleh hanya pengembangan software. Pak Anis memberikan tanggapan bahwa pengembangan software juga merupakan penelitian. Pak Budi menambahkan bahwa selama ini yang beliau tangkap suatu penelitian tidak afdol jika tanpa menggunakan statistik.

By Nia

Tentang penanggung jawab Sistem Informasi Kesehatan di Kabupaten

Pengalaman pak Dhamrie sangat menarik. Beliau ditunjuk sebagia pengelola SIK di daerahnya (melalui SK Kepala Dinas ya?). Kebetulan saat ini bersama-sama teman di SIMKES kami ada kegiatan di salah satu kabupaten untuk mengembangkan sistem informasi kesehatan. Mereka memiliki dana yang cukup besar untuk membuat jaringan online antar puskesmas. Dalam satu bulan ke depan, 19 dari 22 puskesmas akan terkoneksi online menggunakan jaringan wireless 2,4GHz. Puskesmas akan ditambahi dengan 2 komputer baru. Komputer tersebut nantinya akan digunakan di tempat pendaftaran pasien serta di backoffice untuk memasukkan diagnosis dan data kesehatan lainnya. Sementara ini jaringan tersebut baru akan menghubungkan puskesmas dengan dinas kesehatan. Rumah sakit belum bergabung, semoga nanti mereka mau bergabung.

Sosialisasi dengan pimpinan dinas kesehatan, pimpinan puskesmas maupun calon operator juga sudah dilakukan. Kegiatan ini juga telah dilanjutkan dengan pelatihan bagi para calon operator. Kesan pertama, para operator nampak lebih bersemangat daripada kepala puskesmas.

Nah, yang menjadi persoalan sekarang adalah, siapa yang akan mengelola sistem informasi kesehatan? Saat ini, dalam tupoksi dan SOTK Dinas Kesehatan, tidak ada divisi yang mengurusi sistem informasi kesehatan. Oleh karena itu, bagaimana bentuk organisasi yang akan mengelola SIK nantinya? Waktu sangat pendek. Bulan depan, komputer dengan dinas sudah akan terkoneksi. Sementara membuat SOTK baru harus ada persetujuan Bupati. Ada yang mengusulkan membentuk Seksi Data dan Informasi Kesehatan. Ada yang mengusulkan menjadi UPT saja. Ada pula cukup dengan SK Kepala Dinas. Kira-kira apa kelebihan dan kekurangan alternatif tersebut? Selain itu, aspek apa yang harus diperhitungkan lagi? Misalnya SDM maupun uraian tugas dalam struktur tersebut?

Any comment?

Pembentukan Tim Pengelola SIK di Kab Bintan

Ini merupakan diskusi Online pertama bagi mahasiswa SIMKES 2006 bersama Bapak Anis Fuad, DEA dan diikuti 14 mahasiswa. Pada kesempatan ini ada beberapa cerita baik dari Pak anis dan mahasiswa SIMKES 2006, khususnya Pak Damrie yang berkesempatan bercerita mengenai rencana pengembanngan SIK di Kepri.

Pak Anis berbagi sedikit cerita mengenai kegiatannya di Taiwan dalam rangka kongres APAMI (Asia Pacific Association of Medical Informatics), untuk lebih lengkapnya silahkan buka blog Pak Anis. Pada kesempatan ini Pak Anis juga menyampaikan suatu informasi mengenai Konferensi Medical Informatic sedunia pada Agustus 2007 di Brisbane dan bagi mahasiswa yang berminat untuk presentasi dapat mengirimkan paper. Mengenai informasi ini lebih lanjut dapat dilihat di http://www.medinfo2007.org.

Selain informasi di atas, pada kesempatan ini Pak Damrie bercerita mengenai asal mula pembentukan Tim Pengelola SIK di Kabupaten Bintan dan apa saja yang akan dilakukan oleh tim tersebut. Berwawal dari 2 minggu mengikuti perkuliahan SIMKES, setelah kembali ke Kepri Pak Damrie melapor ke KaDiskes mengenai teori dan praktik serta manfaat perkembangan SIK di Sarana pelayanan Kesehatan khususnya di daerah Jawa tengah. Hal tersebut mendapat tanggapan yang cukup bagus dan Pak Damrie mendapat kesempatan untuk mempresentasikan hal tersebut dihadapan para Kepala Dinas, Bidang, Seksi dan Kepala Puskesmas. Hasil dari presentasi tersebut dibentuklah TIM Pengelola SIK di Kabupaten Bintan, dengan anggota tim yang terdiri dari lintas program (Bidang Yankes, Bidang P2P, Bidang Promosi, Bidang PL, Bidang Bina Program), penanggung jawab (para Kepala Bidang) dan Ketua Pelaksana (Pak Damrie). Untuk lintas sektor pada saat ini belum dilibatkan, menunggu berjalannya program dan setelah koordinasi serta sosialisasi dengan pihak Bapeda.

Pada saat ini tim tersebut sedang mempersiapkan seluruh perangkat pendukung dan mensosialisasikan rencana kegiatan untuk tahun 2007 serta pengumpulan data untuk dijadikan data base. Selanjutnya untuk jadwal dan kegiatan akan disusun tahun depan secara bertahap setelah dilakukan studi banding di Dinkes Purworejo dan juga mencari sumber-sumber literatur lain. Selain itu juga perkembangan dari kegitan ini telah disampaikan kepada Bupati dan akan segera dilakukan peninjauan persiapan yang telah dilaksanakan oleh Dinkes.

Kegiatan SIK yang dikelola oleh Pak Damrie dan tim dijadikan uji coba untuk pengembangan Sistem Informasi Manajemen pada setiap SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) di Kabupaten Bintan dan memiliki anggaran sendiri dari APBD, yang saat ini sedang disusun penyesuaiannya dengan Permendagri 13.

Dari apa yang diceritakan Pak Damrie, Pak Anis memberikan beberapa tambahan, yang merupakan penutup diskusi. Dikatakan dalam kongres APAMI di Taiwan, salah satu lesson learned dari berbagai negara tentang kemajuan sistem informasi kesehatan adalah adanya kebijakan dan rencana strategik pemerintah yang jelas, dimana antar negara menamakan dokumen tersebut bervariasi. Negara yang memiliki hal tersebut Taiwan, Jepang, Singapura dan Malaysia, yang dinamakan Public Health Information Infrastructure. Sebagai contoh mengenai kebijakan tersebut, Presiden AS menunjuk Koordinator Nasional Pengembangan IT untuk Kesehatan. Jika itu di Indonesia, maka koordinator di level kabupaten adalah Pak Damrie. Sehingga indikator utama tim ini adalah dokumen strategik planning pengembangan SIK. Dalam kesempatan ini Pak Anis juga memberikan saran untuk studi banding selain di Purworejo, bisa dilakukan di Malaysia atau Singapura, kemudian bisa melakukan studi literatur pengalaman berbagai negara lain mengenai pembuatan kebijakan atau rencana strategik.

(Untuk file diskusi dapat dilihat di E-Learning SIMKES)

By : Nia


Prakata

simkes-kelas


Salam ....

Terima kasih atas kunjungan anda di Weblog Karya Siswa Sistem Informasi Kesehatan [SIMKES] IKM UGM Angkatan 2006. Saya mengundang pula kepada kawan-kawan kiranya dapat berpartisipasi menuangkan saran dan pemkirannya lewat Weblog ini.


Wasalam ....

Arsip Tulisan Kami

Top Clicks

  • Tidak ada

Blog Stats

  • 327.945 Kali di Baca

RSS DetikiNet

  • Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.

RSS KB Antara

  • Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.